Ilustrasi Belajar dari pengalaman, ketika pada Pilkada DKI Jakarta pada putaran pertama, banyak pemilih yang ditengarai bisa melakukan penc...
Ilustrasi |
Belajar dari pengalaman, ketika pada Pilkada DKI Jakarta pada putaran pertama, banyak pemilih yang ditengarai bisa melakukan pencoblosan walaupun menggunakan KTP Elektronik (KTP-El) palsu, karena di TPS para pencoblos tidak diperiksa KTP mereka.
Sementara itu temuan-temuan KTP palsu, bahkan oleh pihak pemerintah, seperti Bea Cukai justru tidak berpengaruh pada warga yang datang mencoblos di TPS-TPS yang tersebar di beberapa wilayah secara khusus.
Sementara itu beberapa aplikasi yang tersedia di playstore android milik google yang bisa dipakai untuk melakukan scan kebenaran KTP-El tidak bisa digunakan sama sekali, karena memang tidak aturan jelas yang mengatur hal tersebut. Maka kecurangan sangat besar terjadi.
Salah satu ormas yang sangat perduli dengan hal tersebut adalah, Gerakan Pribumi Indonesia alias Geprindo, pimpinan tokoh muda Bastian P. Simanjuntak. Melalui salah satu anggota tim Satgas Advokasi Geprindo bernama Reza, mengeluarkan rilis terkait dengan temuan KTP-El. Berikut rilis Geprindo yang dikirimkan kepada media ini ;
Satgas Advokasi GEPRINDO Temukan KTP-El ASPAL
Tim Satgas Advokasi Gerakan Pribumi Indonesia (GEPRINDO) temukan KTP-El ASPAL (Asli Palsu) setelah melalui proses scan menggunakan aplikasi NXP terhadap KTP-El yang dimiliki warga, Aplikasi NXP dan sejenisnya dapat kita download di Google playstore.
Salah seorang pengguna KTP-El ASPAL, Teguh merupakan warga Semper Timur, Clincing Jakarta Utara mengatakan ia membuat KTP-El tahun 2012. Tim Advokasi GEPRINDO menscan KTP-El nya menggunakan NXP dan tidak dapat terdeteksi, sementara Abdurachman serta beberapa warga ketika dicoba dapat terdeksi. Selain Pak Teguh, ada juga Pak Wungkar warga Kebon Bawang, Tanjung Priok.
Temuan ini seakan mengingatkan kita pada kasus praperadilan PT Sandipala Arthaputra milik Paulus Tannos dengan Oxel System Ltd milik Andi Winata yang merupakan anak dari bos Grup Artha Graha, Tomy Winata. Konflik keduanya dimenangkan Andi dan Paulus kini buron di Singapore.
Medio Februari 2017 Bea dan Cukai juga menemukan paket 36 KTP-El palsu yang saat itu katanya diimpor dari Kamboja. Terkait temuan Tim Advokasi GEPRINDO itu maka ada dugaan masih banyak KTP-El lain yang dimiliki masyarakat tidak dipasang keping ST-Micro. Selain terindikasi adanya korupsi pengadaan keping ST-Micro, diduga kuat peredaran KTP-El ASPAL sangat banyak.
Satgas Advokasi GEPRINDO menghimbau kepada masyarakat agar menggunakan aplikasi NXP, PoC, atau Cek KTP Online yang bisa didapatkan di Google Playstore. Aplikasi tersebut dapat menguji apakah KTP-El kita benar-benar asli atau tidak. Bila ternyata KTP-El kita palsu mari bersama Tim Satgas Advokasi GEPRINDO (SAG) kita laporkan pada pihak berwajib.
Jakarta, 26 Maret 2017
SATGAS ADVOKASI GEPRINDO (SAG)
REZA
Sumber: pembawaberita
Sumber : Harian Publik - Satgas Advokasi Geprindo Temukan KTP Elektronik Palsu Alamat Jakarta