Harianpublik.com, JAKARTA - Pernyataan Presiden Joko Widodo yang meminta masyarakat memisahkan agama dengan politik menuai beragam tanggapan...
Harianpublik.com, JAKARTA - Pernyataan Presiden Joko Widodo yang meminta masyarakat memisahkan agama dengan politik menuai beragam tanggapan. Salah satunya dari Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak.
Dia tidak sependapat jika agama harus dipisahkan dengan politik. Menurutnya, hal itu tidak mungkin karena dasar negara saja tidak lepas dari nilai-nilai ketuhanan atau agama.
"Pancasila kita saja dijiwai oleh Ketuhanan yang maha esa, pendahuluan UUD 1945 saja dimulai dengan kalimat dengan rahmat tuhan yang maha esa," tegas Dahnil melalui pesan singkat, Selasa (28/3).
Bahkan, lanjut dia, Bapak Proklamator Indonesia sekaligus Presiden Pertama Soekarno, berusaha menyatukan nilai-nilai ideologi agama dalam kegiatan dan ideologi politik yang diinisiasi melalui NASAKOM (Nasionalisme, Agama dan Komunisme).
"Bagi saya pandangan Pak Presiden tersebut alpa sejarah dan tercabut dari nilai-nilai keindonesiaan, Pancasila dan UUD 1945," sambung Dahnil.
Adapun Jokowi meminta persoalan politik dan agama dipisahkan guna menghindari gesekan antarumat. Pasalnya, belakangan terjadi gesekan antar umat beragama dikarenakan pemilihan kepala daerah.
Dahnil berpendapat, gesekan yang terjadi justru karena orang-orang yang sama sekali tidak pernah bicara agama dan merawat nilai-nilai agama tiba-tiba ketika kontestasi politik datang, rajin menggunakan agama. "Bahkan berani bicara yang tidak pantas tentang agama orang lain, sehingga muncul gesekan," pungkasnya. (jpg)
Sumber : Harian Publik - PP Pemuda Muhammadiyah Anggap Jokowi Alpa Sejarah, Ini Alasannya