ILUSTRASI Badan Direksi Eksekutif Bank Dunia menyetujui pinjaman tambahan senilai 200 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,6 triliun untuk mendu...
ILUSTRASI |
Badan Direksi Eksekutif Bank Dunia menyetujui pinjaman tambahan senilai 200 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,6 triliun untuk mendukung investasi infrastruktur oleh sektor swasta di Indonesia.
"Ada kebutuhan besar melakukan investasi untuk infrastruktur dan penduduk Indonesia, seiring perjalanannya menjadi negara berpenghasilan tinggi yang sejahtera," kata Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia Rodrigo Chaves terkait pemberian pendanaan ini dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (25/3/2017).
Dana ini akan dipakai untuk mendukung institusi swasta non-bank, PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF).
Sebelumnya, Bank Dunia dan the International Finance Corporation (IFC) pernah mendanai PT IIF untuk memfasilitasi pembiayaan bagi proyek-proyek infrastruktur yang layak secara komersial di Indonesia.
Saat ini, Indonesia menghadapi kekurangan pendanaan infrastruktur sekitar 60 miliar dollar AS per tahun. Negara juga mengalami kerugian setara lebih dari satu persen PDB akibat kurangnya investasi infrastruktur.
Infrastruktur yang terbatas, juga logistik dan transportasi yang kurang baik, telah mengakibatkan kemacetan di jalan, keterbatasan energi, dan pertumbuhan usaha yang lebih lambat.
Selain itu, buruknya kualitas layanan air dan sanitasi ikut mengakibatkan timbulnya masalah kesehatan.
Oleh karena itu, pendanaan tambahan ini akan membantu PT IIF mendanai proyek infrastruktur yang lebih besar dengan jangka waktu lebih panjang, serta meningkatkan operasional ekuitas perusahaan tersebut.
"Infrastruktur yang lebih baik meningkatkan daya saing barang dan jasa, juga memperluas akses layanan dasar yang akan membawa manfaat bagi masyarakat termiskin," tambah Chaves.
Lead Financial Sector Specialist Christopher Juan Costain mengatakan pasar infrastruktur Indonesia perlu modal jangka panjang yang berkelanjutan, khususnya pinjaman jangka panjang dalam rupiah, untuk memastikan agar proyek infrastruktur bisa bertahan secara finansial.
"Semakin diakui bahwa pendanaan pemerintah saja tidak akan cukup untuk membiayai kekurangan infrastruktur," katanya.
Pada 2009, Bank Dunia telah memberikan pendanaan sebesar 100 juta dollar AS kepada PT IIF yang digunakan untuk mengembangkan 18 proyek di sektor transportasi, listrik, energi terbarukan, dan telekomunikasi.
Presiden Direktur dan CEO PT IIF Ari Soerono menambahkan pendanaan tambahan ini akan mendukung visi jangka panjang untuk menjadi katalis utama pendanaan pengembangan infrastruktur di Indonesia, khususnya oleh sektor swasta.
"Partisipasi sektor swasta yang lebih kuat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan proyek-proyek infrastruktur yang sangat besar di Indonesia," ujar Ari.
Sumber: tribunnews
Sumber : Harian Publik - Waduh, Indonesia Bakal Hutang Triliunan Lagi Ke Bank Dunia?