Harianpublik.com - Oleh : DR Denny JA Mereka yang menguasai media sosial akan menguasi kesadaran publik luas. Ungkapan ini mungkin agak ber...
Harianpublik.com - Oleh : DR Denny JA
Mereka yang menguasai media sosial akan menguasi kesadaran publik luas. Ungkapan ini mungkin agak berlebihan. Tapi untuk pilkada Jakarta, dua hal ini membuat media sosial ikut menentukan bulat dan lonjong opini publik. Bahkan media sosial besar pula perannya menentukan siapa yang akhirnya menjadi Gubernur Jakarta berikutnya.
Mayoritas pemilih di Jakarta menggunakan media sosial. Sebesar 58.90 % responden menyatakan mereka aktif menggunakan akun media sosial. Melalui media sosial, mereka mengikuti perkembangan pilkada Jakarta maupun ikut memberikan opini (komentar, status, sharing berita dll). Adapun mereka yang tidak aktif di media sosial sebesar 40.50 %.
Pengaruh media sosial terasa semakin kuat karena mereka tetap mengikuti perkembangan pilkada meski di hari tenang menjelang pencoblosan. Di saat kandidat dan tim resmi dilarang berkampanye lagi, berita dan isu upgrading ataupun downgrading tetap diproduksi dan diperbicangkan di media sosial.
Demikianlah salah satu kesimpulan survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI DENNY JA). Survei dilakukan pada tanggal 27 Februari – 3 Maret 2017 di Jakarta. Survei dilakukan secara tatap muka terhadap 440 responden.
Responden dipilih dengan menggunakan metode multistage random sampling. Margin of Error survei ini plus minus 4.8%. Survei ini dibiayai dengan dana sendiri, dan dilengkapi pula dengan kualitatif riset (FDG/focus group discussion, media analisis, dan indepth interview).
Media sosial manakah yang paling banyak digunakan oleh pemilih Jakarta. Survei LSI Dennya JA menunjukan Facebook media sosial paling populer dan paling banyak digunakan. Pemilih Jakarta yang mengaku punya akun Facebook sebesar 57.80 %.
Instagram media sosial yang menempati peringkat ke-2. Sebesar 29.30 % responden menyatakan memiliki akun Instagram. Twitter media sosial terbanyak ke-3 yang digunakan. Sebesar 17.20 % responden mengaku punya akun twitter.
Lalau siapakah yang menang di antara para pengguna media sosial tersebut?
Anies-Sandi unggul dari pasangan Ahok-Djarot di pemilih yang mengaku memiliki akun facebook. Dari mereka yang pemain Facebook (total pemain facebook 57.80 %), Anies-Sandi memperoleh dukungan sebesar 47.58 %, sementara Ahok-Djarot memperoleh dukungan 43.93 %.
Pasangan Ahok-Djarot justru unggul di pemilih pengguna twitter. Di pemilih yang menggunakan twitter (17.20%), Ahok-Djarot memperoleh dukungan sebesar 53.34 %, sementara pasangan Anies-Sandi memperoleh dukungan sebesar 39.33 %.
Di pemilih yang menggunakan Instagram, Anies-Sandi unggul. Dari para pemain instagram (total pemain instagram 29.30 %), sebesar 49.99 % menyatakan mendukung pasangan Anies-Sandi. Sementara dukungan terhadap pasangan Ahok-Djarot sebesar 40.73 %.
Secara keseluruhan, diantara para pengguna media sosial (facebook,twitter dan instagram), pasangan Anies-Sandi unggul dibanding pasangan Ahok-Djarot. Dari mereka yang mengaku punya media sosial, sebesar 46.20 % menyatakan mendukung pasangan Anies-Sandi. Dan sebesar 43.10 % menyatakan mendukung pasangan Ahok-Djarot.
Keunggulan pasangan Anies-Sandi justru makin besar di pemilih yang tak aktif di media sosial. Dari mereka yang tak aktif di media sosial, sebesar 54.60 % mendukung pasangan Anies-Sandi. Hanya sebesar 37.40 % yang menyatakan mendukung pasangan Ahok-Djarot
Data menunjukan mayoritas pengguna media sosial mereka yang berpendidikan tinggi. Semakin tinggi pendidikan pemilih, lebih berpeluang memiliki media sosial.
Contohnya mereka yang pernah kuliah atau diatasnya, sebesar 83.80 % memiliki akun media sosial. Hanya 16.30 % yang menyatakan tidak memiliki. Sementara di kalangan pemilih yang tamat SLTA atau sederajat, sebesar 44.60 % menyatakan memiliki akun media sosial. Dan sebesar 55.0 % tidak memiliki akun media sosial. Selengkapnya di: rol [Mediaislam.org/rol]
Sumber : Harian Publik - Survei Mayoritas Pemain Medsos Ingin Jakarta Punya Gubernur Baru