ILUSTRASI Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Boyolali terus mengampanyekan konsumsi pangan lokal sebagai bahan pangan alternatif pengganti beras d...
ILUSTRASI |
Kepala DKP Kabupaten Boyolali, Bambang Purwadi mengatakan, meskipun masih sulit dijadikan gaya hidup, sudah ada perubahan pola konsumsi ketergantungan pangan beras beralih ke komoditas lain, yakni jagung dan ubi kayu. Hal itu berdasarkan data tingkat konsumsi beras pada tahun 2015.
"Tingkat konsumsi jagung hanya 16,51 kilogram per kapita, dan ubi kayu 56,30 kilogram per kapita. Sedangkan tingkat konsumsi beras sebanyak 95,9 kilogram per kapita, menurun dari beberapa tahun sebelumnya yang masih di atas 100 kilogram per kapita," katanya, kemarin.
Disisi lain, lanjut Bambang, upaya diversifikasi pangan tersebut juga didukung dengan hasil panen yang mengalami surplus. Pihaknya mencatat, hingga akhir tahun lalu, dari total produksi komoditas jagung 162.361 ton, surplus 117.956 ton. Begitu juga dengan ubi kayu yang surplus 19.011 ton dari total produksi 70.239 ton. Sedangkan produksi beras surplus 68.170 ton dari total produksi 247.944 ton.
Dia tak menampik, tingkat konsumsi jagung dan ubi kayu memang masih rendah. Pasalnya, dari hasil produksi kedua komoditas itu hanya 25 persen yang terserap untuk konsumsi rumah tangga. Sedangkan sisanya masih menjadi bahan baku pakan ternak.
"Selain sebagai makanan ternak, jagung dan ubi kayu sebenarnya jika tahu cara pengolahannya bisa menjadi produk bernilai tinggi. Sehingga kita terus mengedukasi masyarakat agar lebih variatif dalam mengolah bahan pangan non beras. Meski tak bisa dipungkiri terbentur kebiasaan, kalau enggak makan nasi itu belum kenyang," papar Bambang disela-sela lomba cipta menu makanan non beras dan tepung terigu di Pendopo Gedhe Pemkab Boyolali.
Sumber: merdeka
Sumber : Harian Publik - Ini Nieh Ada Bahan Pangan Pengganti Beras Ala Pemkab Boyolali