ilustrasi Pemerintah melalui Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menyelesaikan ...
ilustrasi |
Pemerintah melalui Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menyelesaikan kajian awal atau pra feasibility study proyek kereta kencang Jakarta-Surabaya (JKT-SBY)
Meski sudah menyelesaikan kajian awal, namun pemerintah harus mendetilkan kembali kajian tersebut sebelum benar-benar masuk tahapan selanjutnya, yakni feasibility study (FS).
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN), Bambang Brodjonegoro, menyatakan bahwa sekarang pemerintah sedang melakukan persiapan FS untuk proyek kereta ekspres JKT-SBY.
"Tadi rapat (dengan Menko Kemaritiman Luhut Panjaitan) bahas persiapan feasibility study dari (proyek kereta kencang) Jakarta-Surabaya," kata Bambang saat ditemui di Kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Jumat (24/3/2017).
Untuk studi kelayakan kereta kencang JKT-SBY ini, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 30-40 miliar dari APBN.
"Baru FS, dananya dari APBN, Rp 30-40 miliar," ucapnya.
Sebagai informasi, kereta yang dibutuhkan untuk proyek ini berkecepatan rata-rata sekitar 160 km per jam, agar jarak Jakarta-Surabaya mampu ditempuh hanya 4,3 jam. Dengan begitu, BPPT mengusulkan kereta kencang Jakarta-Surabaya memakai teknologi Electric Multiple Unit (EMU).
Dalam kajian awal proyek kereta kencang Jakarta-Surabaya masih diteliti mengenai angka investasinya berapa serta ruang lingkup pembangunannya seperti apa. Hal tersebut yang masih digodok oleh Kementerian Perhubungan bersama BPPT.
Setelah ruang lingkup ditetapkan, pemerintah akan melakukan survei, perhitungan, analisa dan sebagainya yang tujuannya memberikan kepastian hasil dari proyek kereta kencang Jakarta-Surabaya.
sumber: detik
Sumber : Harian Publik - Edan! Rp. 40 Miliar Ludes Hanya Untuk Study Kelayakan Kereta Cepat Jakarta-SBY