Harianpublik.com, Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengingatkan para guru tak membuat soal ujian dengan sentime...
Harianpublik.com, Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengingatkan para guru tak membuat soal ujian dengan sentimen SARA dan 3 hal ini. Apa saja?
"Kami selalu mewanti-wanti agar tidak membuat soal yang menyinggung unsur SARA plus politik, pornografi dan merek produk juga nggak boleh ada dalam soal-soal ujian maupun soal ulangan anak-anak sekolah," tegas Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kemendikbud Nizam.
Nizam mengatakan hal itu saat berbincang dengan detikcom, Rabu (22/3/2017). Nizam merespons soal ujian sekolah berstandar nasional (USBN) yang beredar dan menyinggung sentimen SARA.
"USBN itu 100 persen tanggung jawab di sekolah, pada guru. Soal yang membuat guru-guru sendiri, tanggung jawab dan pelaksananya juga guru dan kepala sekolah. Sudah kami ingatkan, agar tidak berulang lagi," tegasnya.
Nizam berharap guru-guru memeriksa soal dulu sebelum dibagikan. Bila ada soal yang menyinggung SARA maka guru bisa menggantinya dengan soal cadangan.
"Dalam USBN contoh soal siap dengan cadangan, bisa diganti dengan cadanghan soal. Guru-guru kan buat soalnya banyak, tidak hanya satu. Tanggung jawab penuh pada guru dan sekolah, mari kita berikan ujian terbaik pada anak-anak," imbaunya.
Sebelumnya beredar soal yang menyinggung sentimen SARA. Soal yang tersebar adalah soal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) yang diujikan pada Selasa 21 Maret 2017 berbunyi sebagai berikut:
Sekelompok Islam garis keras melakukan sweeping ke aula gereja di Kota Bogor, didapati sekelompok umat Nasrani sedang melakukan kegiatan Natal. Hal yang dilakukan sekelompok Islam garis keras itu termasuk pelanggaran pada UUD 1945 pasal...
A. 28 E ayat 1
B. 30 ayat 1
C. 29 B
D. 31 A
E. 27
Pihak Kemendikbud masih menyelidiki di kabupaten/kota mana soal USBN itu beredar. Soal USBN dibuat oleh Tim Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) kabupaten/kota. Informasi awal yang diterima, soal PPKn itu beredar kabupaten/kota di Jawa Timur. (detik)
Sumber : Harian Publik - Astaghfirullah! Soal Ujian Sekolah Singgung SARA, Sebut Muslim yang Sweeping Natal Islam Garis Keras
"Kami selalu mewanti-wanti agar tidak membuat soal yang menyinggung unsur SARA plus politik, pornografi dan merek produk juga nggak boleh ada dalam soal-soal ujian maupun soal ulangan anak-anak sekolah," tegas Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kemendikbud Nizam.
Nizam mengatakan hal itu saat berbincang dengan detikcom, Rabu (22/3/2017). Nizam merespons soal ujian sekolah berstandar nasional (USBN) yang beredar dan menyinggung sentimen SARA.
"USBN itu 100 persen tanggung jawab di sekolah, pada guru. Soal yang membuat guru-guru sendiri, tanggung jawab dan pelaksananya juga guru dan kepala sekolah. Sudah kami ingatkan, agar tidak berulang lagi," tegasnya.
Nizam berharap guru-guru memeriksa soal dulu sebelum dibagikan. Bila ada soal yang menyinggung SARA maka guru bisa menggantinya dengan soal cadangan.
"Dalam USBN contoh soal siap dengan cadangan, bisa diganti dengan cadanghan soal. Guru-guru kan buat soalnya banyak, tidak hanya satu. Tanggung jawab penuh pada guru dan sekolah, mari kita berikan ujian terbaik pada anak-anak," imbaunya.
Sebelumnya beredar soal yang menyinggung sentimen SARA. Soal yang tersebar adalah soal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) yang diujikan pada Selasa 21 Maret 2017 berbunyi sebagai berikut:
Sekelompok Islam garis keras melakukan sweeping ke aula gereja di Kota Bogor, didapati sekelompok umat Nasrani sedang melakukan kegiatan Natal. Hal yang dilakukan sekelompok Islam garis keras itu termasuk pelanggaran pada UUD 1945 pasal...
A. 28 E ayat 1
B. 30 ayat 1
C. 29 B
D. 31 A
E. 27
Pihak Kemendikbud masih menyelidiki di kabupaten/kota mana soal USBN itu beredar. Soal USBN dibuat oleh Tim Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) kabupaten/kota. Informasi awal yang diterima, soal PPKn itu beredar kabupaten/kota di Jawa Timur. (detik)
Sumber : Harian Publik - Astaghfirullah! Soal Ujian Sekolah Singgung SARA, Sebut Muslim yang Sweeping Natal Islam Garis Keras